Kindle, the Pros and Cons when I Using it
Saya rasa Kindle sangat jarang dibicarakan di Indonesia, walaupun beberapa youtube sudah memulai memperkenalkannya melalui channel youtube mereka. Dan hal ini juga baru bagi saya.
Saya tidak tahu persis kapan pertama kali tertarik dengan e-reader. Sebelumnya saya selalu menggunakan smartphone untuk membaca buku dari Googleplay. Namun, membaca di layar smartphone yang kecil, membuat mata cepat lelah dan radiasi begitu kuat. Walaupun sudah mengaktifkan night mode, tetap saja, bagi saya tidak terlalu nyaman.
Seketika saya tertarik dengan e-reader. Yang paling banyak digunakan adalah Kindle. Ya, Kindle merupakan merk dari sebuah e-reader yang sepertinya pemilik utamanya adalah Amazon. Selain Kindle, banyak juga e-reader lain yang bisa digunakan, namun saya hanya paham Kobo e-reader.
Singkat cerita, keinginan saya mencoba e-reader cukup kuat. Setelah mencari barangnya di beberapa online shop, ya barang second, saya menemukan orang yang ingin menjualnya. Namun belum paperwhite. Sebagai informasi tambahan, ada dua jenis Kindle, yaitu Kindle biasa dan Kindle paperwhite. Perbedaannya terletak di ketajaman layar dan teknologi e-ink nya.
Setelah mengetahui kalau bukan paperwhite, saya putuskan untuk tidak melanjutkan proses tawar-menawar. Saya masih mencari barang second dan tanpa diduga saya menemukannya di salah satu online shop, si hijau online shop, dengan harga sama di orang yang jual sebelumnya, namun sudah paperwhite. Saya hubungi, dan memang masih ada satu barang yang mulus 90%.
Jadi setelah beberapa hari saya menggunakannya, saya dapat menyimpulkan beberapa hal yang saya sukai dan saya tidak sukai selama menggunakan Kindle Paperwhite (Kalau tidak salah saya cek, kindle yang saya gunakan cukup lawas, kisaran di generasi 3 atau 4)
Yang saya sukai
Pertama, tentu pengalaman membacanya. Ini benar-benar teknologi yang baru saya gunakan selama ini. Jika di layar smartphone, tulisan digital begitu jelas dan menyilaukan, justru di Kindle layarnya lebih kalem, sedikit ada teksture kertas, tidak menyilaukan, dan bahkan seperti bukan layar (Seperti suatu teks hasil cetak di atas kertas dengan resolusi tinggi)
Kedua, ternyata banyak fitur. Kita bisa mensetting ukuran font, install font baru, tampilan mode malam, save notes, highlight kalimat, dan banyak lagi. Fitur yang saya suka adalah fitur untuk mencari definisi kata. Jadi tinggal kita seleksi kata yang akan dicari definisinya, maka akan keluar 3 pop up window, yaitu window kamus yang akan mencari definisi dari kamus, window wikipedia yang akan mencari definisi kata dari wikipedia, dan window translasi yang bisa digunakan untuk menterjemahkan kata ke bahasa yang berbeda.
Ketiga, batre nya awet, dari awal datang sampai hari ini dari 100% masih tersisa lebih dari 70%. Dan ini memang wajar mengingat e-reader berbeda dengan smartphone yang menguras batre dengan banyak.
Keempat, versi paperwhite terdapat backlight. Ketika kita membaca dan ingin lebih terang, kita bisa meningkatkan tingkat kecerahan backlight sehingga layar cenderung lebih terang, tapi kalau dirasa terlalu terang, kita bisa menurunkannya hingga backlight hampir mati (Dalam posisi ini, layar seakan kertas yang diberi kaca)
Kelima, banyak koleksi buku yang bisa kita beli di tokonya yaitu Amazon store. Semua genre ada di sini, yang suka novel, suka nonfiksi, bahkan buku anak-anak bertebaran juga.
Keenam, kita bisa memasukan ebook yang kita punya baik pdf atau epub ke dalam Kindle, namun perlu dikonversi terlebih dahulu ke format mobi atau format amazon kindle.
Yang saya kurang sukai
Pertama, semua bahasa tidak termasuk bahasa Indonesia. Ya, tidak ada fitur transalasi bahasa ke bahasa Indonesia. Semua buku di amazon hampir semuanya tidak ada bahasa Indonesia. Fitur identifikasi kata terkadang tidak bekerja (Kata tidak ditemukan) jika buku yang kita baca merupakan buku berbahasa Indonesia.
Punya ebook dari sumber lain? Ribet. Saya sering membeli ebook dari Google play books. Dan ini sangat ribet jika akan dimasukan ke dalam Kindle. Pertama kita harus unduh bukunya dari Google Play Book. Kedua, kita memerlukan Adobe Digital Edition (ADE) untuk membuka buku hasil unduhan (Tidak bisa dibuka kecuali oleh ADE karena unduhan akan terenksripsi). Jika Kindle yang digunakan mendukung ADE, maka bisa langsung dimasukan ke Kindle, namun jika tidak mendukung, perlu konversi format ke mobi atau amazon book terlebih dahulu.
Suka baca komik atau manga? Kurang memuaskan. Saya coba mengunduh manga Doraemon dan memasukannya ke dalam Kindle. Hasilnya kurang memuaskan karena gambar akan dikompres hingga pas dengan ukuran Kindle. Akibatnya, beberapa teks yang ditulis kecil pecah dan tidak bisa dibaca walaupun sudah di zoom.
Terkadang bermasalah membuka pdf. Pdf merupakan format ebook paling populer. Sayang, tidak didukung oleh Kindle. Kita harus mengkonversi format pdf ke format mobi atau amazoon book terlebih dahulu.
Fitur di amazon store ada yang tidak berfungsi salah satunya adalah amazon unlimited access yang bisa kita dapatkan dengan berlangganan setiap bulan, maka kita bisa akses semua resource yang ada di dalam amazon store.
Jailbreak?
Ya, Kindle bisa di jailbreak, atau root jika kamu pengguna android. Dengan me-root Kindle, kita bisa menghapus iklan, bisa membuka file epub dan pdf tanpa konversi, dan bisa merubah screensaver bawaan (Sebelumnya otomatis terisi iklan), serta bisa menginstall aplikasi tambahan dan beberapa plugin.
Namun tentu tidak disarankan. Dengan men-root atau men-jailbreak Kindle, kita mengotak ngatik sistem Kindle dan jika ada error sistem, perlu perbaikan bukan?
Kesimpulan
Kindle sangat direkomendasikan bagi penggemar buku. Memang, terkadang banyak yang berkata bahwa lebih enak buku fisik, ada baunya. Akan tetapi tidak salah mencoba untuk mendapatkan pengalaman membaca yang baru. Dengan sentuhan tradisional dan modern, Kindle serasa membaca buku fisik dengan beberapa fitur digital di dalamnya.
Suka tidaknya dengan fitur yang disediakan, kembali ke masing-masing orang. Ada yang suka membaca di smartphone, ada yang suka membaca di laptop, ada yang suka membaca buku fisik, dan semuanya menemukan kenyamanannya masing-masing.
See ya.